1. SEJARAH SINGKAT
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
2. JENIS
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Ada beberapa jenis puyuh yang hidup di bumi, berikut beberapa penjabaran karakteristik dan potensi puyuh yang ada di dunia:
a. Puyuh Jepang (Coturnix coturnix javanica)
Puyuh jepang merupakan salah satu puyuh atau bahkan satu-satunya puyuh berpotensi untuk dikembangkan. Puyuh ini dikenal dengan nama puyuh jepang karena memang berasal dari jepang.
Jenis puyuh ini juga paling banyak diternakkan di Indonesia. Puyuh ini mampu menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor per tahun. Bobot tubuhnya bisa mencapai 150 gram per ekor. namu, puyuh betina berukuran lebih besar dari pada puyuh jantan. Pada umur 42 hari, puyuh betina sudah mulai bertelur dan mencapai puncak prosuksinya pada umur 3-6 bulan. Selanjutnya mulai menurun pada umur 14 bulan dan berhenti bertelur pada umur sekitar 30 bulan.
b. Puyuh Cina (Coturnix chinensis)
Puyuh ini hidup di wilayah daratan Cina, India, Asia Tenggara, hingga Papua Nugini. Di Indonesia, puyuh ini ditemukan di Pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Mereka hidup di dalam kelompok kecil di padang rumput, persawahan sehabis panen, dan tanah pertanian yang belum ditanami.
Burung puyuh ini berukuran kecil, panjangnya hanya sekita 15 cm. Bulunya didominasi warna cokelat dengan bagian punggungnya berwarna coklat keabu-abuan dengan garis putih. Pada puyuh jantan, bulu bagian tenggorokan berwarna hitam dan bergaris putih. Sementara itu, warna, warna bulu puyuh betina lebih terang, terutama dibagian wajah, dada, dan perut.
c. Puyuh Tegalan (Turnix susciatori)
Puyuh tegalan banyak dijumpai di wilayah Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Puyuh ini banyak ditemukan di dataran tinggi Indonesia. Ciri khas puyuh ini diantara kaki dan paruhnya berwarna abu-abu, bagian punggungnya berwarna coklat keabuan berbintik dan berhari putih, serta bagian dada, leher, dagu berwarna hitam.
Setiap bertelur, puyuh ini bisa menghasilkan 3-4 butir telur. Uniknya, puyuh jantan yang bertugas untuk mengerami telur. Namun, jenis ini jarang ditemukan karena sifat kanibalnya sangat tinggi.
d. Genggong Jawa (Arborophila javonica)
Puyuh ini biasa hidup di hutan-hutan atau padang rumput terbuka. Puyuh ini memiliki karakteristik fisik diantaranya warna bulu kemerahan dan coklat. Dibagian mata terdapat tanda melingkar berwarna hitam.
e. Puyuh Mahkota (Rollulus roulroul)
Puyuh ini memiliki mahkota yang cukup indah, sehingga banyak dipelihara sebagai burung hias. Mahkota berwarna merah terang menghiasi kepala puyuh jantan. Sementara itu, betina tidak memiliki mahkota. Bulunya didominasi warna hijau mengilap dengan bagian perut, dada, dan ekor berwarna kebiruan.
Di Indonesia, puyuh jenis ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Mereka menghuni hutan dan sekitar rumpun banbu. Telur yang dihasilkan berwarna putih kekuningan dan sarangnya dibangun di atas tanah.